Rabu, 14 Desember 2016
Home »
gili
,
hutan
,
laut
,
pantai
,
pendakian
,
petualangan
,
pulau
,
snorkeling
,
surfing
,
wisata gunung
» Destinasi-destinasi Eksotis di Sekitar Gunung Tambora Jalur Selatan (Panduan Wisata)
Destinasi-destinasi Eksotis di Sekitar Gunung Tambora Jalur Selatan (Panduan Wisata)
00.50
gili, hutan, laut, pantai, pendakian, petualangan, pulau, snorkeling, surfing, wisata gunung
Salam Petualang! Kawan petualang, kali ini kita akan membahas mengenai pesona alam di sekitar Gunung Tambora. Gunung Tambora yang kini telah resmi menjadi Taman Nasional merupakan gunung berapi yang terletak di sisi timur Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Gunung dengan ketinggian 2.851 mdpl ini terletak di Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima. Aktivitas vulkanik Tambora mencapai puncaknya pada April tahun 1815 lalu. Letusan dahsyat dua abad lalu tersebut telah menelan begitu banyak korban jiwa, mengubur tiga kerajaan di sekitarnya, menyebabkan perubahan iklim di Amerika Utara dan Eropa serta kisah pilu lainnya.
Masih banyak lagi cerita-cerita mencengangkan lainnya yang terjadi pada masa itu disebabkan oleh amukan Tambora. Terlepas dari sejarah kelam di masa lalu, Tambora kini menjelma menjadi Raja di Pulau Sumbawa. Alam sekitarnya yang dulu porak poranda kini bermetamorfosis menjadi syurga. Tidak hanya Tambora itu sendiri, tapi kawasan di sekitar Tambora juga menyajikan panorama yang menarik. Sebut saja kekayaan bawah laut di sekitarnya, Pulau Moyo dan Satonda, hamparan sabanna, de el el.
Bukan panduan pendakian yang akan saya kupas di tulisan ini, tapi lebih ke apa saja yang kawan bisa kunjungi selain Tambora. Pendakian menuju puncak Tambora rata-rata memerlukan waktu 3 hari dua malam. Untuk menikmati kemegahan Tambora, kawan dapat menempuh dua jenis jalur; jalur utara dan selatan. Kedua jalur tersebut dapat dicapai dengan arah yang berbeda saat kawan menginjakkan kaki di Cabang Banggo (populer juga dengan sebutan Cabang Sori Utu) di Kabupaten Dompu. Jalanan yang menuju Kecematan Kilo untuk jalur utara, sedangkan yang menuju Kecematan Pekat untuk jalur selatan. Kedua jalur menyajikan pemandangan yang sama-sama menawan namun dengan karakter yang berbeda.
Kalau menurut saya, jalur utara tema besarnya adalah “sejarah”, sedangkan selatan adalah “panorama”. Tulisan ini akan dikhususkan untuk membedah pesona Tambora dari jalur selatan. Kenapa eh kenapa? Karena so far kawasan ini bisa dibilang sudah saya kuasai, dengan harapan semoga bisa menampilkan tulisan informatif yang lebih bernyawa. Semoga next time bisa menampilkan cerita dari jaluar utara. Tapi, teteep akan saya ceritakan sedikit mengenai jalur utara. Jalur utara Tambora didominasi oleh wilayah Kabupaten Bima.
Selain keindahan alam dengan nuansa petualangannya (ada jalur pendakian yang bisa ditempuh dengan motor trail lhoo di sini), jalur ini juga memungkinkan kawan untuk menyaksikan peninggalan-peninggalan sejarah Kerajaan Sanggar dan kilas balik letusan Tambora. Kerajaan Sanggar juga menjadi korban dari letusan dahsyat Tambora, selain dari Kerajaan Tambora dan Pekat. Oh iya! Talking about Kerajaan Sanggar, sastrawan angkatan Balai Pustaka, Marah Roesli, pernah tinggal bertahun-tahun di Pulau Sumbawa sebagai dokter hewan. Sebagai kenang-kenangan, beliau menuangkan kisah tentang kehidupan seorang manusia yang tumbuh besar di wilayah Kerajaan Sanggar ke dalam sebuah novel (La Hami, 1953). It’s based on true story, Amigo!
Tambora jalur selatan didominasi oleh wilayah Kabupaten Dompu dengan jalur pendakiannya dapat melalui Desa Pancasila, Doro Ncanga dan Desa Doro Peti. Jalannya sudah sangat bagus, panorama dan destinasi yang ditawarkan juga lebih fariatif.
Sumber: dompuklopedia