Slideshow

Selasa, 08 November 2016

Taman Wisata Alam Pulau Satonda, Pekat – Kabupaten Dompu



Sejarah Kawasan
Pulau Satonda memang unik, dikarenakan keunikannya tersebut berdasar SK. Menteri Kehutanan Nomor : 22/Kpts-VI/1998 tanggal 7 Januari 1998, Pulau Satonda dan Perairan disekitarnya seluas 2.600 Ha terdiri dari daratan (453,70 Ha) dan luas perairan (2146,3 Ha). Secara administratif berada di wilayah Desa Nangamiro Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu Propinsi Nusa Tenggara Barat dan mencakup batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut, sebelah utara dibatasi perairan satonda bagian utara, sebelah timur dibatasi Desa Labuhan Kenanga, sebelah selatan dibatasi perairan Selat Satonda dan sebelah barat dibatasi perairan Selat Belahan bagian utara.

Letaknya yang strategis di jalur laut wisata Pulau Bali, Pulau Moyo dan Pulau Komodo serta potensi sumber daya alam hayati dan keindahan panorama alam yang unik Pulau Satonda sangat berpotensi dikembangkan sebagai obyek wisata alam yang dapat memberikan Pendapatan Asli Daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupannya.

Bicara mengenai Legenda yang menyelimuti Pulau Satonda, berikut kisahnya:
Dahulu kala saat dataran Nusa Tenggara masih menyatu, di tanah Kabupaten Dompu terdapat seorang raja Tambora yang berniat melakukan perjalanan menuju tanah Sumatera untuk mencari pasangan hidup. Di tengah perjalanan tak jauh dari Kabupaten Dompu ia berhenti untuk istirahat dan bertemu seorang wanita cantik jelita. Sang raja jatuh hati dan berkeinginan mempersunting untuk dijadikan istrinya.

Saat memceritakan siapa dirinya dan bagaimana ia bisa menjadi seorang raja Tambora, wanita cantik jelita tersebut menangis dan memberitahukan bahwa dirinya adalah ibunya yang terpisah oleh bencana alam dengan Satonda (Raja) ketika ia masih kanak-kanak, dan ia tidak memperbolehkan sang Raja mempersunting dirinya.

Sang raja marah dan tidak mempercayai perkatakan wanita cantik jelita tersebut, dan ia tetap berkeinginan menikahinya. Tiba – tiba awan hitam datang bergulung – gulung disusul sambaran petir. Bumi berguncang keras, gunung Tambora meledak dengan kuatnya, guncangan bumi menimbulkan tsunami besar dan memisahkan daratan menjadi pulau-pulau kecil. Rupanya TUHAN murka tidak merestui keinginan sang Raja yang bersikukuh ingin mempersunting wanita cantik jelita tersebut yang ternyata adalah ibu kandungnya.

Tak jelas bagaimana nasib wanita jelita itu pasca bencana alam, namun sang Raja selamat terdampar dipulau kecil dan setiap hari waktunya habis oleh sesal tangis. Tetes air matanya terus mengalir bercampur genangan air di cekungan pulau yang lama kelamaan menjadi danau air asin, sesuai nama sang Raja danau di pulau kecil tersebut kemudian diberi nama danau air asin Satonda, demikian secarik Legenda danau Satonda sebagaimana diceritakan Abdul haris dalam bukunya Legenda Danau Satonda.

Obyek dan Kegiatan Wisata Alam
Ragam obyek wisata yang tersedia di Pulau Satonda adalah danau, pantai pasir putih, terumbu karang, ikan hias dan perbukitan yang cantik dengan pemandangan danau ditengah pulai dan pantai. Disamping itu, beberapa kegiatan wisata yang bias dilakukan antara lain snorkling, diving, jungle tracking,berjemur dan pengamatan satwa.

Perairan TWA Pulau Satonda
Keadaan perairan di Taman Wisata Alam Pulau Satonda mempunyai dasar perairan yang landai dengan patch reef terutama di bagian selatan dan timur, serta curam pada bagian utara dan bagian barat pulau. Wilayah dasar perairan yang dangkal umumnya ditumbuhi berbagai jenis koloni karang dengan pola penyebaran yang bervariasi antara mengelompok dan patch reef coral serta merupakan habitat berbagai biota karang. Selain itu di bagian antara koloni karang yang kosong merupakan substrat berpasir sedikit berbatu.

Flora dan Fauna
Secara umum tipe vegetasi di Taman Wisata Alam Satonda adalah hutan Pantai dan tropis dataran rendah, dengan jenis antara lain Asam (Tamarindus indica), Kalibuda (Excoecaria agallocha), Ketimis (Protium javanicum), Berora (Kleinhovia hospita), Kesambi (Schleicera oleosa), Binong, Bidara, Kayu Batu, Kayu Daru, Kayu Jawa, Beringin (Ficus sp), Tempawe, Bambu (Bambusa sp), Na’a, Mpusu, Kayu Api dll. Sedangkan vegetasi pantai seperti Nyamplung (Callophylum inophylum), waru laut (Hibiscus sp) dan Pandan Laut (Pandanus tectorius).

Bermacam – macam jenis satwa dapat ditemui di kawasan TWA Satonda, satwa dari Kelas Mamalia yang dapat ditemui antara lain  Rusa (Cervus timorensis), Babi Hutan (Sus scrova), Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Landak (Hystrix javanica) dan Kelalawar (Pteropus vampires).

Bagaimana cara mencapai TWA Satonda?
    Kota Mataram – Kabupaten Bima, kendaraan udara (35 menit).
    Bima – Dompu – Labuhan Kenanga, kendaraan darat (6 jam).
    Labuhan Kenanga – Satonda, kendaraan air (15 menit).
    Kota Mataram – Labuhan Badas, kendaraan darat (5 jam).
    Labuhan Badas – Pulau Satonda, kendaraan air (2 jam).

Sumber: bksdantb

0 komentar: